Trenggiling. Binatang pemakan semut yang pernah kutemui ketika masih kecil dulu yang memiliki bentuk tubuh yang unik serta cara hidup yang menarik. Binatang ini bisa menggulung tubuhnya menjadi bola. Kupikir trenggiling adalah binatang biasa yang sering ditemui, mungkin di hutan-hutan. Tapi, setelah aku memainkan sebuah game berjudul Pokemon, aku mulai tertarik untuk mempelajari binatang ini. Yang ternyata, keberadaan binatang ini saat ini dalam kondisi terancam!
Sandshrew dan Sandslash, dua Pokemon tipe Ground yang menjadi favoritku. Meskipun tertulis keduanya adalah Mouse Pokemon, namun kenyataannya kedua Pokemon yang kusuka karena bentuknya yang keren tersebut tidak terinspirasi dari tikus. Melainkan lebih terinspirasi pada pangolin atau trenggiling, sejenis pemakan semut bergerigi. Selain melihat dari bentuk fisiknya yang memang mirip trenggiling, juga diperkuat dengan nama jepang Sandslash atau evolusinya yaitu Sandpan yang merupakan gabungan dari sand dan pangolin.
Trenggiling, atau disebut juga pemakan semut bersisik adalah mamalia dalam ordo Pholidota. Diketahui ada delapan jenis spesiesnya di dunia ini. Binatang ini memiliki sisik protein keratin keras yang menutupi kulit mereka dan merupakan satu-satunya mamalia yang beradaptasi dengan cara ini. Warna tubuhnya bervariasi dari cokelat kekuningan hingga cokelat gelap. Mereka ditemukan di wilayah-wilayah tropis seperti Afrika dan Asia. Nama internasionalnya yaitu pangolin sendiri berasal dari bahasa Melayu yaitu pengguling, yang artinya sesuatu yang menggelinding.
Binatang ini adalah binatang malam yang memiliki indera penciuman yang sangat baik untuk menemukan serangga. Selain itu trenggiling berekor panjang juga aktif di siang hari. Biasanya trenggiling menghabiskan banyak waktu siangnya dengan tidur, menggulung tubuhnya menjadi bola persis seperti yang dilakukan Sandshrew. Binatang ini sendiri sulit diklasifikasikan oleh para peneliti sehingga kemudian digolongkan dalam beberapa ordo salah satunya kerabat Armadillo. Pada akhirnya penemuan terbaru mengindikasikan bahwa binatang ini memiliki hubungan paling dekat dengan mamalia karnivora, dalam klad ferae. Beberapa paleontologist mengklasifikasikan mereka dalam ordo Cimolesta, bersama dengan beberapa grup yang telah punah. Banyak hal kebiasaan atau cara hidup trenggiling yang belum diketahui karena sulitnya bagi para peneliti untuk mempelajarinya di alam liar, sehingga masih banyak misteri tersisa tentang tingkah laku binatang ini.
Penampilan fisik trenggiling dapat dikenali dengan jelas melalui sisiknya yang besar, mengeras seperti pelat, yang bentuknya menyerupai dedaunan artichoke. Sisik-sisik ini lunak pada trenggiling yang baru lahir tetapi mulai mengeras dalam pertumbuhan menjadi dewasa. Dimana sisik ini terbuat dari keratin, materi yang sama yang membuat kuku jari dan cakar tetrapod. Sisi dalam tubuh trenggiling tidak bersisik, dengan bulu-bulu yang halus. Trenggiling mampu menggulung tubuhnya menjadi bola ketika merasa terancam, dengan sisik besarnya yang berfungsi sebagai zirah dan kepalanya dilipat di bawah ekornya. Sisik-sisiknya setajam silet, menciptakan perlindungan ekstra.
Kakinya kuat beradaptasi dengan baik untuk menggali tanah. Dengan kaki depannya yang kuat binatang ini menggali terowongan bawah tanah sementara kaki belakang dan ekornya digunakan sebagai pendukung dan keseimbangan. Cakar atau kuku depannya cukup panjang yang tidak bisa digunakan untuk berjalan sehingga binatang ini berjalan dengan cara cakar depan tergulung untuk melindunginya. Trenggiling juga bisa mengeluarkan cairan berbau asam berbahaya dari selaput di dekat anusnya, mirip dengan semprotan sigung. Trenggiling memiliki kaki-kaki pendek dengan cakar tajam yang digunakan untuk menggali gundukan tanah buatan rayap atau semut dan juga bisa digunakan untuk memanjat.
Ukuran trenggiling bervariasi tergantung dari spesiesnya, berkisar antara 30 sampai 100 cm atau 12 sampai 39 inchi dengan berat mulai dari 1,6 kg hingga berat maksimunya 33 kg. Jenis yang betinanya biasanya lebih kecil dari yang jantan. Lidah trenggiling bisa mengulur memanjang memendek dan berakhir di rongga perutnya. Trenggiling besar dapat memanjangkan lidahnya sepanjang 40 cm atau 16 inchi, dengan diameter hanya 0,5 cm atau 1/4 inchi. Tidak diketahui secara pasti berapa lama trenggiling ini bisa bertahan hidup di alam liar tanpa campur tangan manusia, meski pernah dilaporkan binatang ini bisa hidup hingga dua puluh tahun lamanya di dalam kerangkeng.
Trenggiling adalah binatang cerdik, memiliki bagian otak yang berkembang baik yang berhubungan dengan kemampuan menyelesaikan masalah. Kemampuan penyelesaian masalah atau problem solving ini digunakannya secara utama untuk menemukan makanan di tempat-tempat yang sulit atau tidak dikenal. Kemampuan ini juga membuatnya dikenal sebagai binatang yang pandai melarikan diri apabila dikurung. Binatang ini bisa menggali terowongan bawah tanah sedalam 3,5 m atau sebelas kaki dan juga dikenal sebagai binatang perenang yang baik.
Trenggiling tidak memiliki gigi dan kemampuan untuk mengunyah. Mereka menghancurkan gundukan tanah sarang semut atau sarang rayap dengan kuku depannya yang sangat kuat lalu memeriksa bagian dalamnya dengan menggunakan lidah mereka yang sangat panjang. Trenggiling memiliki selaput di dada mereka yang membasahi lidah mereka dengan cairan ludah lengket penangkap semut. Beberapa spesies seperti trenggiling pohon menggunakan ekor prehensile mereka untuk bergelantungan di cabang pohon dan kemudian menghancurkan kulit pohon memisahkannya dari batangnya, untuk kemudian mencari sarang serangga di dalamnya. Makanan utama trenggiling adalah semut dan rayap, namun mereka juga memakan invertebrata lain seperti larva lebah, lalat, ulat, cacing tanah, atau jangkrik. Makanan utama ini membuat sulit merawat trenggiling di dalam kurungan, mereka akan menolak spesies serangga yang tidak biasa mereka makan atau akan menjadi sakit bila memakan makanan asing.
Binatang ini memegang peranan penting dalam ekosistem mereka sebagai pengendali serangga. Diperkirakan seekor trenggiling dewasa dapat mengonsumsi lebih dari 70 juta serangga secara berkala. Trenggiling memiliki otot-otot spesial yang menutupi lubang hidung dan telinga mereka, melindungi mereka dari serangga penyerang. Mereka juga memiliki otot-otot khusus di mulut mereka yang mencegah semut atau rayap melarikan diri setelah ditangkap.
Kehamilan trenggiling berlangsung dalam siklus 120 sampai 150 hari. Trenggiling Afrika biasanya hanya melahirkan seekor saja dalam satu kali kehamilan. Sementara spesies trenggiling Asia bisa melahirkan dari seekor hingga tiga ekor trenggiling dalam satu kali kehamilan. Berat trenggiling yang baru lahir berkisar antara 80 – 450 gram atau 3 – 18 ons, dan sisiknya sangatlah lembut. Bayi trenggiling atau trenggiling muda akan melekat berpegangan pada ekor induknya saat sang induk bergerak. Meskipun termasuk dalam spesies binatang penggali, mereka tetap berada di dalam burrow atau lubang galian untuk dua sampai empat minggu pertama hidup mereka. Masa penyapihan berlangsung selama tiga bulan umur mereka dan trenggiling menjadi benar-benar dewasa setelah dua tahun.
Ada delapan jenis spesies trenggiling tersebar di seluruh dunia, di belahan Afrika dan Asia. Kedelapannya berada dalam genus Manis dan family Manidae yang merupakan satu-satunya family dalam ordo Pholidota. Masing-masing spesies itu memiliki kelakukan yang berbeda menyesuaikan dengan habitat hidup dan kemampuan tubuhnya. Kedelapan spesies itu adalah:
Trenggiling Asia meliputi:
- Trenggiling India atau trenggiling ekor tebal (Manis crassicaudata) – status perlindungannya mendekati terancam
- Trenggiling Cina atau trenggiling Formosa (Manis pentadactyla) – terancam
- Trenggiling Malaya atau trenggiling Sunda (Manis javanica) – terancam
- Trenggiling Filipina atau trenggiling Palawan (Manis culionensis) – mendekati terancam
Trenggiling Afrika:
- Trenggiling tanah Temmick atau trenggiling tanjung (Manis temminckii)
- Trenggiling pohon atau trenggiling perut putih Afrika (Phataginus tricuspis) – mendekati terancam
- Trenggiling tanah raksasa (Smutsia gigantea) – mendekati terancam
- Trenggiling ekor panjang atau trenggiling perut hitam (Uromanis tetradactyla)
Trenggiling ditemukan hidup dalam bermacam habitat termasuk hutan hujan tropis, semak belukar, tanah lapang luas yang subur, dan padang rumput sabana. Secara umum mereka terdapat pada tempat-tempat dimana populasi besar semut dan rayap bisa ditemukan. Binatang ini menggali tanah dalam untuk tidur dan membuat sarang yang berisi ruangan-ruangan bundar. Ruangan-ruangan besar pernah ditemukan dalam wilayah galian trenggiling dimana cukup besar bagi manusia untuk merayap ke dalamnya dan berdiri. Beberapa spesies trenggiling Malaya juga tidur dalam rongga-rongga dan cabang-cabang pohon atau gelondongan kayu.
Keberadaan trenggiling di alam liar bisa dibilang terancam. Mereka diburu untuk dimakan di banyak wilayah Afrika dan merupakan jenis perburuan populer. Permintaan akan trenggiling begitu tinggi di Cina karena daging mereka dirasakan lezat dan beberapa orang Cina percaya bahwa sisik trenggiling dapat dijadikan obat, dapat mengurangi bengkak, memperlancar sirkulasi darah dan membantu meningkatkan produksi air susu ibu untuk keperluan menyusui.
Ancaman terhadap trenggiling semakin bertambah dengan adanya penggundulan hutan yang mengurangi sejumlah besar trenggiling raksasa. Pada bulan November 2010, trenggiling dimasukkan dalam daftar komunitas zoologi London sebagai mamalia yang keberlangsungan hidupnya terancam punah. Populasi trenggiling memang semakin berkurang dikarenakan perdagangan ilegal. Pada bulan Mei 2007 sebagai contoh, 31 trenggiling ditemukanberada dalam kapal uap yang ditinggalkan di pesisir Cina. Kapal itu juga berisi lima ribu binatang-binatang yang terancam punah.
Surat kabar The Guardian (nama yang sama dengan nama Sandslash milikku) menyebutkan sebuah deskirpsi dari pembunuhan dan konsumsi trenggilling ini sebagai berikut: “Chef Guangdong diwawancarai tahun kemarin oleh harian sains dan teknologi Beijing, menjelaskan bagaimana cara memasak trenggiling yang sedang pingsan, memotong tenggorokan mereka lalu mengeluarkan darahnya: ‘Kami menjaga mereka tetap hidup di kurungan sampai pelanggan membuat pesanan. Kemudian kami memukul mereka dengan palu hingga mereka pingsan, memotong tenggorokan mereka dan mengeluarkan darahnya. Mereka akan mati secara perlahan-lahan. Kami kemudian merebus mereka untuk menyingkirkan sisik-sisiknya. Kami memotong dagingnya menjadi potongan kecil lalu untuk menjadikannya beberapa porsi makanan, termasuk daging tumis kental dan sup. Biasanya pelanggan akan membawa serta darahnya pulang ke rumah.'” Ini adalah sebuah kenyataan yang ironis tentang perburuan dan pembunuhan binatang liar yang kini terancam punah.
Baik Sandshrew dan Sandslash keduanya terinspirasi dari binatang trenggiling ini, dan tak heran bila mereka berdua memiliki tipe Ground murni mengingat trenggiling dikenal sebagai binatang penggali tanah dengan kemampuannya membuat terowongan bawah tanah. Kemampuan Sandshrew dan Sandslash yang bisa menggulung tubuhnya menjadi bola pun sangat mirip dengan kemampuan trenggiling sebagai bentuk perlindungan, pun dikatakan cakar depan trenggiling yang panjang serta kakinya pendek menjadi referensi kemudian bagi cakar dan kaki dua Pokemon favoritku. Ironisnya, binatang trenggiling yang menjadi inspirasi kedua Pokemon ini banyak diburu dan terancam punah akibat keserakahan dan nafsu manusia. Andai saja manusia bisa lebih ramah dan bersahabat terhadap alam….
Bersama artikel ini, saya mengajak semua untuk bersama-sama menyatukan suara menolak perburuan, pembunuhan, dan perdagangan ilegal trenggiling dengan alasan apapun. Tak hanya di luar negeri, perdagangan trenggiling ini pun terjadi juga di negara kita tercinta Indonesia dan aku sangat sedih saat mendengar beritanya. Syukurlah pemerintah telah menetapkan trenggiling sebagai satwa yang harus dilindungi dan perburuan dinyatakan terlarang. Trenggiling adalah makhluk hidup yang unik dan langka, mari lestarikan keberadaannya demi masa depan yang lebih baik, demi kepentingan penerus kita kelak. Para pencinta trenggiling di seluruh dunia sendiri telah menetapkan hari Sabtu di minggu ketiga Februari sebagai World Pangolin Day atau hari trenggiling sedunia. Yang pada tahun ini jatuh pada 16 Februari lalu. So, katakan tidak untuk perburuan, pembunuhan, dan perdagangan trenggiling! Save the pangolins!
*dikumpulkan dari berbagai sumber*
dimuat juga disini.