<!–[if !mso]> <! st1\:*{behavior:url(#ieooui) } –>
Rencananya hari raya kemarin aku mau menghapus akun facebook milikku, tetapi batal setelah salah seorang friend di dalam listku menyarankan untuk memikirkannya kembali (thanks to Kainen for this).
So, kenapa timbul niat untuk menghapus akunku?
Sebelumnya aku mau menceritakan sedikit bagaimana sejarah dari akun facebookku ini. Awalnya aku sama sekali tidak tertarik untuk membuat akun facebook ini karena aku lebih tertarik menggunakan multiply. Ya, multiply adalah rumah pertamaku (setelah YahooMail tentunya) di dunia maya. Lalu kenapa aku bisa punya akun facebook?
Akun facebook milikku -biar lebih akrab kita sebut LMKD- (terima kasih pada Pak Iwan Pilliang atas inisialnya), sebenarnya sudah ada bahkan sebelum facebook ngetren dan booming di Indonesia. Saat itu seorang teman lama -sebut saja dia Rain biar akrab- mengatakan kalau dia punya akun facebook dan lebih aktif disana mengobrol dengan mahasiswa luar negeri. Aku lantas bertanya, apa sih asyiknya facebook? Perasaan biasa saja deh, bahkan kayaknya kurang bersahabat, pikirku saat itu. Rain hanya menjawab, “Coba saja sendiri.”
So, aku pun iseng membuka http://www.facebook.com/ dan mulai mendaftar dengan e-mail keramatku, tentu saja welcamluna@yahoo.co.id. Aku menyebutnya keramat karena e-mail ini telah menemaniku semenjak aku pertama kali main ke warnet (seriously) dan usianya kira-kira sudah lima tahun lebih. Lupakan e-mail itu, kita kembali membicarakan LMKD. Saat itu aku membuat akun LMKD asal-asalan yang nantinya berubah menjadi aku tetapku hingga saat ini. Aku mengisi data-datanya secara sembarangan karena jujur aku sama sekali tidak mengerti mengenai tata cara bermain di facebook yang menurutku ribet, berbeda dengan multiply (walaupun MP sekarang jadi lebih ribet). Saat itu nama akunku belum LMKD, melainkan hanya LM saja. Di luar dugaan akunku yang belum ada fotonya itu sudah mendapat permintaan pertemanan dan tentu saja aku yang polos menerimanya begitu saja padahal aku tidak mengenal orang tersebut. Namanya Pak Hasyim Ashari Hamid kalau tidak salah, ya dialah yang pertama kali ada di dalam daftar friend-ku.
Saat itu aku sedang terkenang-terkenang dengan gadis yang aku sukai, dan secara iseng mencarinya di dalam pencarian teman yang ada facebook. Facebook menemukannya dan kupikir dia gadis yang aku cari, namun kenyataannya dia bukan yang kucari, dan itu bukan masalah bagiku. Selanjutnya dia -kita sebut saja Usagi- menjadi teman facebook pertama yang aktif menulis di wallku. Dia menanyakan kenapa tidak memasang foto profil di akunku yang memang saat itu blank tanpa PP dan aku menjawab dengan polos (tanpa perasaan bersalah sedikitpun!) kalau, “Hehehe… sori, masih belum punya foto. Ntar deh dipasang kalau sudah ada foto.” Seriously, aku memang belum punya foto di internet yang bisa kupasang, bukannya tidak mau memasang foto profil (bahkan akun friendsterku gambarnya bunga Anggrek yang bisa ditemukan dengan mudah di Google).
Hari-hari (bahkan bulan) berlalu dan aku yang memang tidak tertarik memainkan facebook dengan segera melupakannya serta kembali (tentu saja) ke dunia blogging multiply. Saat itu aku memang sedang senang-senangnya ngeblog di multiply yang aku anggap asyik untuk berbagi cerita. Hingga suatu hari, perkenalkan sepupuku Nobuo, bermain internet dengan “mencuri” modem kakaknya. Aku yang tidak sengaja melihatnya menemukannya sedang membuka facebook. Aku pun kembali menanyakan pertanyaan yang sama yang pernah kulemparkan pada Rain dulu. Nobuo menjawab kalau facebook sangat menyenangkan. Facebook sedang ngetren dan anak-anak di Smabel, sekolahnya saat itu, kebanyakan sudah punya akun facebook. Dia bilang kalau melalui facebook dia bisa mencari dan menemukan teman-teman lamanya di sekolahnya dulu. Menemukan teman sekolahnya dulu? Aku jadi tertarik saat mendengarnya. Dan aku pun kembali ke facebook dimana untuk pertama kalinya aku memasang foto profile dengan foto close-up-ku yang super keren (memuji diri sendiri). Sudah bisa diduga (walaupun sebenarnya aku tidak menduganya) si Usagi yang kecanduan Pet Society itu memberikan komentarnya di wallku terkait PP-ku yang sok cool kedinginan di gunung (pose diambil di gunung Kelud). Well, aku rindu masa-masa itu…
Selanjutnya, aku mulai bermain di facebook walaupun tidak segencar saat bermain di multiply. Awalnya aku menggunakan LMKD hanya untuk mencari dan menemukan… you know, teman-teman lamaku yang mungkin sekarang sudah menjadi orang sukses (berharap ketularan sukses). Wow, facebook memang menarik, aku bisa menemukan hampir semua (walaupun sebenarnya terbilang sedikit) teman-teman lamaku di sekolah menengah. Aku sengaja tidak mencari atau menambahkan teman-teman dari kampus lamaku karena… ada alasan yang tidak bisa kusebutkan. Disini aku mulai melihat wajah-wajah baru, semisal teman-temanku yang kini kelihatan “waras” dan “alim”, tidak seperti saat masih sekolah dulu (bagus itu). Dan perjalananku di facebook dimulai, dimana wall status mulai terasa penting bagiku…
Apa yang pernah aku cari saat pertama kali membuka facebook akhirnya aku temukan juga. Gadis yang aku cintai setulus hatiku itu -sebut saja May- punya akun facebook. Tapi aku tidak menemukannya melalui fasilitas pencarian teman yang ada di facebook, melainkan dari lisannya langsung saat dia meneleponku (Ya Allah, aku rindu saat-saat itu…). May menanyakan apa aku punya akun facebook, dan aku mengiyakan. Sebelumnya dia memang pernah memberikan alamat friendsternya dan sudah ada di dalam list friendsterku, walaupun kemudian friendsternya terpaksa ditutup karena sesuatu alasan (aku tak heran dengan alasannya – dia memang primadona). Setelah mendapatkan akun facebooknya, aku segera menambahkannya ke dalam daftar teman dan kami pun bisa saling bertemu di facebook. Namun sayang, sepertinya dia harus kembali menghapus akun facebook-nya dengan alasan yang sama karena tiba-tiba saja aku tak bisa menemukannya lagi di facebook. It’s okay, time to forget her, dan aku sudah benar-benar melupakannya walaupun sekarang kembali teringat padanya gara-gara mengerjakan tulisan ini. Awalnya kami masih sempat kirim pesan singkat melalui SMS sampai aku mengganti nomorku dan tidak memberitahukan kepadanya. Aku memang sudah memutuskan untuk tidak mengganggu dia, yang sudah memiliki kehidupan baru dengan kekasih yang dicintainya.
Ya, kira-kira seperti itulah sejarah singkat akun facebook-ku yang melegenda itu (saat itu kalian bisa menemukannya dengan mudah hanya dengan mengetikkan kata ”Komodo”). Lalu, apa yang menjadi alasan untuk menghapus akun yang punya banyak nilai historis itu?
Seorang teman dunia maya yang aku kagumi, sebut saja dia DK (alias Donkey Kong!) pernah mengatakan padaku, ”Statusmu, kuburanmu!” dan rupanya perkataan itu benar terjadi padaku, tepatnya akhir-akhir ini. Kita semua yang menggunakan aplikasi bahasa Indonesia pada akun facebook kita pasti tahu sepenggal kalimat yang ada di atas kotak isian status. Kalimat itu berbunyi, ”Apa yang sedang Anda pikirkan?”. Yup, bagi sebagian orang pemain facebook, apa yang menurut mereka sedang mereka pikirkan sebenarnya bukanlah apa yang sedang mereka pikirkan saat itu. Kebanyakan mungkin hanya cari sensasi atau berburu like yang gak jelas apa artinya. But, that’s work different on me, apa yang sedang aku pikirkan adalah yang benar-benar aku pikirkan hingga aku bisa benar-benar mencurahkan isi hatiku yang terdalam sekaligus ke dinding LKMD. Aku tidak peduli ada yang berkomentar atau menyukainya, yang penting bagiku adalah melampiaskan perasaan di hati. Namun rupanya perasaan itu justru menjadi kuburanku sendiri (berarti aku sudah mati dong?). Aku melampiaskan kesedihanku ke dalam dinding LKMD dan aku tak menduga kalau kesedihanku itu bisa melukai orang lain! Aku juga hilang kendali dan hampir saja membocorkan rahasia penting sebelum itu. Beruntung aku sempat menghapusnya sebelum diketahui oleh pihak yang bersangkutan (yang mana aku tidak tahu kalau ternyata dia juga sudah punya akun facebook). Kakakku marah, ibuku marah, dan ibuku memintaku untuk menghapus akunku saat itu juga! Saat itulah aku hanya bisa pasrah dan menyadari kesalahanku, berniat menghapus akun LMKD. Beberapa fotoku di dalam akun LMKD yang belum ada di multiply pun langsung aku pindahkan ke album Navilink47. Tapi aku tak mau langsung menghapusnya begitu saja. Aku masih ingin bersama LMKD di saat-saat terakhir akunku tersebut (lebay!!!). Karena itulah kuputuskan untuk menghapus akunku tepat di hari raya. Sebenarnya bukan hanya itu saja yang membuatku ingin menghapus akunku, melainkan juga alasan-alasan lain yang tidak bisa kusebutkan disini (for example: when I lost my bestfriend).
Hari raya, hari dimana aku berencana menghapus akunku, seseorang yang ada di dalam list friend LMKD mengomentari status yang rencananya menjadi status terakhirku, mencoba menahan keinginanku untuk menghapus LMKD. Aku pun berpikir sejenak mengenai keinginanku untuk melenyapkan LMKD dari dunia maya. Kata-kata dalam sepenggal komentarnya menghentikanku sejenak. Tidak, kata-katanya tidak menghentikanku barang sebentar, tetapi benar-benar menghentikan niatku untuk ”membunuh” LKMD. Dia berhasil melakukannya dengan baik dan kuputuskan untuk tetap mempertahankan akun tersebut. LMKD tidak jadi aku hapus, ibuku bisa menerimanya, dan aku masih bisa menulis status di akunku itu! Aku pun tidak jadi menyusul adikku yang sudah terlebih dahulu menghapus akun facebook-nya.
Kuakui, tidak semua yang kudapatkan melalui akun tersebut adalah hal yang buruk. Aku mengenang saat-saat pertama kali membuat akun itu, bertemu dengan May, menjalin hubungan dengan Dian (yang akhirnya putus juga), bertemu Pak Damas (yang selalu nge-like statusku), DK, hingga D*****. Dari akun itu aku bisa tahu kabar terkini dari kawan-kawan lamaku. Dari akun itu aku mendapatkan informasi mengenai kurikullum dan bertemu dengan kawan-kawanku seperjuangan yang tersebar di seluruh nusantara. Berbagi cerita, berbagi rasa… so, kenapa aku harus menghapusnya?
Aku memutuskan untuk mempertahankan LMKD, dan itu artinya, ASSE Gank bisa berkumpul bersama-sama walaupun hanya di dunia maya! Ya, Huda mengirimkan pesan singkat padaku, memintaku untuk membuatkannya akun facebook, walaupun sebelumnya kukatakan akan menghapus akunku. Tapi akhirnya kubuatkan juga dia sebuah akun facebook dan kini tiga anggota geng anak-anak tidak populer yang sempat populer di SMA dulu telah berkumpul di dunia maya, tepatnya di facebook. Oh, aku rindu sekali berpetualang bersama mereka kembali….
”Statusmu, kuburanmu…” berhati-hatilah dengan apa yang kau tulis bahkan di kolom status facebookmu. Apa yang kau tuliskan itu mewakili dirimu, dan bahkan tidak mungkin bisa membahayakan dirimu sendiri. Jangan pernah mengumpat kata kasar, jangan pernah menghina orang, jangan pernah mengatakan kamu sendirian, karena semua itu bisa saja menjadi kuburanmu….
Dunia maya hanyalah sebuah dunia yang tidak nyata dimana semuanya terlihat sama, samar, dan bisa dimanipulasi dengan mudah. Pengalaman telah banyak bicara dan kita haruslah belajar dari situ. Hati-hati dengan orang yang baru kalian kenal di dunia tersebut, karena walaupun terlihat baik, kita tidak akan pernah tahu bagaimana isi hatinya yang sebenarnya hingga kita mengalami keburukan akibat hal tersebut. Selalulah ingat bahwa relationship di dunia nyata jauh lebih berharga daripada yang terjalin di dunia maya. Akhir kata, gunakanlah internet dengan bijak, agar kita bisa selamat baik di dunia maya atau dunia nyata.
Feel free to comment…
(terus terang saja, aku belum pernah membuat tulisan selebay ini sebelumnya…)